Etika Membaca Al-Qur’an

by
Mengamalkan Al-Qur'an
Mengamalkan Al-Qur'an

Berdasarkan petunjuk dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, para ulama merumuskan etika atau tata krama interaksi secara khusus etika membaca Al-Qur’an, antara lain sebagai berikut :

  • Berniat ikhlas semata-mata untuk Allah Subhanahu wata’ala.

  • Berniat membaca Al-Qur’an untuk mengambil pelajaran darinya dan mengamalkannya.

  • Bersuci dan membersihkan mulut (bersiwak, menggosok gigi, berkumur) sebelum memulai membaca

  • Memulai membaca dengan mengucapkan ta’awwudz (a’udzu billahi minasy-syaithanir rajim).

  • Membaca basmalah (bismillahir rahmanir rahim) di setiap permulaan surat kecuali surat At-Taubah.

  • Membaca dengan tartil dan memperhatikan ketentuan-ketentuan ilmu tajwid.

  • Membaca dengan suara yang bagus sesuai dengan kemampuan, penuh khusyuk dan penghayatan.

  • Membaca dengan  tadabbur (memahami dan merenungkan maknanya), dengan kehadiran hati dan pikirian.

  • Bersujud ketika melewati ayat sajdah.

  • Memohon rahmat Allah ketika melewati ayat rahmat dan memohon perlindungan dari Allah ketika melewati ayat azab.

  • Berhenti membaca ketika keluar angin, bersendawa, atau mengantuk.

  • Tidak membaca al-Qur’an di tempat-tempat kotor seperti toilet, dan tidak membaca dalam keadaan junub.

demikian beberapa etika membaca Al-Qur’an semoga bisa menjadi tambahan ilmu bagi kita dan bekal di bulan yang suci ini untuk kita dapat meningkatkan bacaan kita ( Tadarus Al-Qur’an ) dengan tetap mengedepankan etika membaca Al-Qur’an.

Baca juga : Bentuk Pengajian dan Pengkajian Al-Qur’an

Dalam beberapa riwayat, bulan Ramadhan juga menjadi waktu istimewa bagi Rasulullah, para sahabat dan para ulama pada umumnya untuk lebih fokus memperbanyak membaca Al-Qur’an. Saat memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah sendiri akan lebih banyak membaca Al-Qur’an dibanding malam-malam lainnya. Dalam satu riwayat juga dijelaskan, bahwa salah seorang sahabat Nabi yang bernama Hudzaifah ikut bermakmum shalat dengan Rasulullah pada bulan Ramadhan. Hudzaifah menuturkan, bahwa Nabi membaca surat Al-Baqarah, An-Nisa dan Ali ‘Imran. Setiap bertemu ayat yang menjelaskan tentang ancaman, Nabi berhenti dan berdoa agar dijauhkan dari ancaman itu.

Dalam riwayat lain juga dijelaskan, bahwa Qatadah (salah satu sahabat Nabi), mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak satu kali dalam tiap pekannya di bulan-bulan biasa. Pada bulan Ramadhan dinaikan menjadi satu kali khatam dalam tiga hari sekali. Sementara memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Qatadah mengkhatamkan satu kali pada setiap malamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *