Praktik sufi dalam keseharian menurut Syekh kamba (part2)

by
Bagaimana cara memahami Al-Qur'an yang benar ?
Bagaimana cara memahami Al-Qur'an yang benar ?

Banawasekar.com-Jadwal kedua jurnal harian kita adalah berusaha untuk selalu menyadari keterhubungan dengan Tuhan. Memulai setiap aktivitas dengan bismillah yang bukan sekadar bacaan. Sangat penting menghayati maknanya;

Bahwa segenap makhluk dan ciptaan Tuhan di sekitar kita tiada lain adalah semesta Illahiah.

Apa pun kegiatan dan aktivitas atas izin-Nya jua. Ini bentuk praktis muraqabah, dan bersamaan itu sudah pasti muncul kencenderungan untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah).

Al-Junaid memberi pedoman dalam melakukan muraqabah dan muhasabah, dengan mempertanyakan tentang hal ihwal ini setiap saat:

  • Apa posisimu di sisi Tuhan? Baik, sedang, buruk ? Sebab hanya engkau yang mampu menilai dirimu sendiri.

  • Apakah kondisi spiritualmu progresif, stagnan, atau malah setback?

  • Apakah engkau sudah mampu memaknai bahwa apa pun yang terjadi pada dirimu dan di sekitarmu adalah aktivitas Tuhan jua? ini hanya bisa dicapai jika belajar kepada Tuhan dengan terus menjaga ketulusan.

Menurut al-Muhasibi, taqwa itu aalah al ri’ayah li huquq Allah (berkomitmen menjaga hak-hak Allah) yakni ketulusan.

Sebagaimana QS. Al-Baqarah:282; “Bertaqwalah, kiranya Allah mengajarkanmu ilmu”.

Tiga pedoman Al-Junaid ini bisa diterapkan menjadi aktivitas harian yang terus terjaga dan dilaksanakan berdasarkan petunjuk dan ajaran-ajaran Nabi. Bentuknya bisa seperti ini:

  • Bangun tidur bacalah doa, yang intinya menyatakan syukur kepada Tuhan atas kehidupan baru.

  • Renungkan doa ini sebagai sebuah penyadaran dan kesadaran diri.

  • Berangkatlah ke tempat kerja, mulailah aktivitas dengan semangat “ilahi anta maqshudi wa ridloka mathlubi. Tuhanku, Engkaulah yang kutuju, dan restu-Mu yang kudambakan. Renungkan doa ini untuk menjaga komitmen niat dan kesinambungan koneksitas dengan Allah.

  • Dirikan shalat dhuha dan mohonkan kepada Allah untuk dijadikan khalifah-Nya, demi tersebarnya kebaikan di muka bumi dan dunia manusia.

Baca Juga : https://www.banawasekar.com/praktik-sufi-dalam-keseharian-menurut-syekh-kamba-part-3-habis/

  • Dirikan shalat zuhur dan istighfar, mohon ampun kepada Allah jika telah terjadi berbagai kekurangan bahkan pelanggaran terhadap komitmen niat. Ini akan meningkatkan muraqabah dan muhasabah.

  • Setelah shalat, ikrarkan sekali lagi “inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbill’alamin”. “Sungguh, sembahyangku, ibadahku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam semata.”

  • Dirikan shalat ashar dan serahkan segala sesuatu yang telah dilakukan sebagai pengabdian yang bernilai di sisi Allah, sekecil apa pun perbuatan itu di mata manusia.

  • Dirikan shalat maghrib dan panjatkan pujian-pujian kepada Allah atas segala nikmat dan karunia hari yang telah dilalui.

  • Dirikan shalat isya dan baca sebagian ayat-ayat Al-Quran, serta usahakan paham maknanya. Dari terjemahan juga bisa, asalkan disertai perenungan.

Berangkatlah tidur disertai doa “bismikallahuma ahya wa amut” . ” Dengan Nama-Mu, ya Allah, aku hidup dan mati”.

Baca Juga : https://www.banawasekar.com/praktik-sufi-dalam-keseharian-menurut-syekh-kamba-part1/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *